Beranda | Artikel
Faedah Surat Yasin: Infakkanlah Rezekimu!
Rabu, 27 Juni 2018

 

Coba kaji dari surat Yasin ini akan ditemukan lagi bahasan penting tentang rezeki, sifat pelit, dan

Tafsir Surah Yasin

Ayat 45 – 47

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّقُوا مَا بَيْنَ أَيْدِيكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

وَمَا تَأْتِيهِمْ مِنْ آيَةٍ مِنْ آيَاتِ رَبِّهِمْ إِلَّا كَانُوا عَنْهَا مُعْرِضِينَ

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ أَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ قَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنُطْعِمُ مَنْ لَوْ يَشَاءُ اللَّهُ أَطْعَمَهُ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ 

“Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu dan siksa yang akan datang supaya kamu mendapat rahmat”, (niscaya mereka berpaling).

Dan sekali-kali tiada datang kepada mereka suatu tanda dari tanda tanda kekuasaan Rabb mereka, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya.

Dan apabila dikatakakan kepada mereka: “Nafkahkanlah sebahagian dari rezeki yang diberikan Allah kepadamu”, maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman: “Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan, tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata.”  (QS. Yasin: 45-47)

 

Penjelasan Ayat

Arti ittaqu, adalah berhati-hatilah, lalu jadikanlah antara diri kalian dan siksa itu penghalang.

Arti maa bayna aydikum, adalah siksa yang ada pada umat sebelum kalian.

Arti wa maa kholfakum, adalah siksa yang akan diberikan kepada mereka yang mendustakan hari kiamat.

Ada juga ulama yang mengatakan maa bayna aydikum (sesuatu di hadapan kita) adalah siksaan di akhirat, karena akhirat ada di hadapan kita. Sedangkan wa maa kholfakum (sesuatu di belakang kita) maknanya adalah siksaan di dunia karena dunia akan kita tinggalkan.

Ayat ini menerangkan bahwa orang musyrik dan yang mendustakan risalah Nabi dibuat takut dengan keadaan alam barzakh dan hari kiamat, dan juga dibuat takut dengan hukuman-hukuman yang diberikan di dunia. Ini supaya mereka berpaling dari siksa sebagai bentuk rahmat kepada mereka.

Disebutkan bahwa akan datang kepada mereka ayat yaitu tanda kekuasaan Allah, disandarkan kepada Allah menunjukkan sempurna dan begitu jelasnya. Tanda-tanda inilah yang menunjukkan begitu pedulinya Allah kepada hamba-Nya. Allah tunjukkan kepada hal yang bermanfaat bagi dunia dan agamanya. Tanda ini juga menunjukkan wahdaniyyah (keesaan) Allah, juga sebagai mukjizat.

Pada ayat ini diperintahkan untuk mengeluarkan rezeki yang telah Allah anugerahkan. Ini dikatakan kepada orang kafir, penentang, dan yang mengufuri keesaan Allah. Jika Allah kehendaki, Allah bisa merampas rezeki tersebut dari mereka. Orang-orang kafir lantas berkata kepada orang beriman, mereka berargumen dengan masyiah (kehendak Allah), “Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan.” Maksudnya, biarkan saja yang miskin tetap miskin. Jika Allah kehendaki kaya, pasti mereka akan kaya. Intinya mereka berkata demikian, sejatinya orang kafir itu pelit dan memang enggan membantu orang fakir dan miskin.

Disebutkan dalam ayat “tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata”, ada dua pendapat dalam hal ini:

  1. Ini adalah perkataan orang kafir kepada orang beriman ketika mereka memerintahkan orang kafir untuk berinfak.
  2. Ini adalah perkataan Allah kepada orang kafir.

 

Bolehkah beralasan dengan kehendak Allah dalam bermaksiat?

Kehendak Allah bukanlah jadi argumen dalam bermaksiat kepada Allah selamanya. Walaupun memang setiap apa yang Allah kehendaki pasti terjadi dan yang tidak Allah kehendaki, tidak akan terjadi. Namun ingat, Allah berikan kepada hamba kekuatan untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan. Kalau ia meninggalkan apa yang Allah perintahkan, maka itu adalah pilihannya, bukan paksaan.

 

Pelajaran dari Ayat

  1. Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Takutlah kamu akan siksa …”, berartiorang kafir sudah disampaikan hujjah dan telah sampai kepada mereka dakwah.
  2. Jika seseorang berpaling dari peringatan Allah, maka ia akan mendapatkan siksa di dunia, siksa di akhirat, atau siksa di dunia dan akhirat sekaligus.
  3. Kembali kepada Allah dan menjauhi maksiat adalah sebab datangnya rahmat.
  4. Kita diperintahkan untuk memperhatikan setiap ayat yang Allah datangkan.
  5. Jangan langsung berpaling dari penjelasan, namun perhatikan dahulu, lalu jalankan hukumnya.
  6. Orang yang berpaling dari penjelasan Allah yang begitu gamblang, hatinya berarti tertutup.
  7. Allah memiliki sifat rububiyah, disebut dalam ayat “min ayaati robbihim” (dari ayat Rabb mereka). Sifat rububiyah artinya Allah itu sebagai Pencipta, Pemberi rezeki, Yang Merajai, dan Pengatur jagat raya.
  8. Orang kafir itu diperintah dan diberi nasihat untuk berinfak, namun mereka sombong dan enggan menerima.
  9. Allah yang memberikan rezeki, sehingga kalau kita berinfak bukan berarti kita telah berjasa kepada Allah.
  10. Bakhil atau pelit merupakan sifat orang kafir.
  11. Ada yang mengatakan kebenaran, namun maksudnya adalah batil. Seperti perkataan orang kafir, “Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan.”
  12. Pernyataan “tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata”, maksudnya tidak mendapatkan petunjuk.
  13. Allah memiliki masyiah (kehendak) dan kehendak Allah terkait dengan hikmah.

Moga bermanfaat dan kita semakin semangat merenungkan Al-Qur’an.

 

Referensi:

  1. At-Tashil li Ta’wil At-Tanzil Tafsir Juz’u Yasin. Cetakan pertama, Tahun 1431 H. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. Penerbit Maktabah Makkah.
  2. Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim. Cetakan pertama, Tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Tahqiq: Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
  3. Tafsir Al-Qur’an Al-Karim – Surat Yasin. Cetakan kedua, Tahun 1424 H. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. Penerbit Dar Ats-Tsuraya.
  4. Tafsir As-Sa’di. Cetakan kedelapan, Tahun 1433 H. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Penerbit Muassasah Ar-Risalah.

 

Diselesaikan di Pesantren Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, 13 Syawal 1439 H

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com


Artikel asli: https://rumaysho.com/17678-faedah-surat-yasin-infakkanlah-rezekimu.html